Tuesday, March 26, 2013

Jual / Produsen Tepung Kayu Jati Mesh 60 - Mesh 80 - mes 100 ke atas Kapasitas Besar Terima Order Besar



Jual Tepung Kayu Jati  

Jual Tepung Kayu Jati campuran 

Jual Tepung Kayu Merbaung campuran 

Tepung Lengket 

Mesh : 60 - 80 - 140 Mesh Kapasitas 120 Ton perbulan

kami  memproduksi Tepung kayu jati  60 - 80 - 140 Mesh .. kapasitas produksi perbulan 120 ton.. dan akan bertambah apabila ada quota permintaan yg besar Insya Allah dapat memenuhi permintaan.

Lokasi : Jawa timur

Kegunaan tepung jati ini : Bahan baku obat nyamuk, Dupa, Kanvas rem, Bricket dll
banyak lagi..












PEMBUATAN BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK GERGAJI KAYU JATI

Abstract

[img]PDF
131Kb

Kebutuhan energi di Indonesia dipenuhi oleh bahan bakar minyak. Untuk rumah tangga sebagian besar kebutuhan energinya mengandalkan minyak dan gas elpiji. 

Oleh karena itu, usaha untuk mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui (renewable), ramah lingkungan dan bernilai ekonomis,semakin banyak dilakukan. Serbuk gergaji kayu jati belum termanfaatkan sepenuhnya, padahal serbuk gergaji kayu jati merupakan biomasa dengan nilai kalor yang relatif besar. Apabila serbuk gergaji kayu jati tersebut dipirolisis kemudian arang yang terbentuk dicampur dengan bahan perekat lem dari tepung kanji, maka akan menjadi briket sebagai bahan bakar alternatif yang dapat terbarukan. 

Proses pembuatan briket diawali dengan cara mengeringkan serbuk gergaji, kemudian di ayak dengan alat pengayak untuk mendapatkan ukuran partikel tertentu, setelah itu serbuk gergaji dipirolisis dengan alat pirolisis. Arang yang telah terbentuk dari hasil pirolisis dicampur dengan perekat lem tepung kanji setelah itu dicetak dengan alat pres. 

Faktor perubah yang digunakan dalam penelitian ini adalah ukuran partikel serbuk gergaji yaitu 40, 60, 80, 100 mesh dan perbandingan berat lem kanji dengan berat arang yaitu 0,3 bagian; 0,5 bagian; 0,7 bagian dan 0,9 bagian. Dan faktor tetapnya adalah massa arang serbuk gergaji 10 gram, untuk proses pembakaran waktu pirolisis 3 jam, tekanan pengempaan untuk briket 20 kali gaya tekan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai kuat tekan yang paling tinggi diperoleh pada variable ukuran partikel serbuk gergaji kayu jati 100 mesh, dengan perbandingan berat lem kanji dan berat arang 0,9 bagian yaitu sebesar 0,0152 kN/cm2 dan nilai kalornya sebesar 5786,37 kal/g.

Kayu Jati dan Batok jadi Obat Nyamuk Bakar


Kayu jati yang dikenal secara ilmiah dengan nama tectona grandis merupakan jenis kayu mutu tinggi yang banyak digunakan untuk furniture. Kayu ini dapat mencapai tinggi 30 – 40 meter.
Batok Kelapa sudah kita kenal dari zaman dulu. Batok kelapa juga banyak digunakan sebagai ukiran di Indonesia. Sifatnya yang keras dan mudah diukir membuat ukiran batok kelapa banyak digandrungi orang.
Kali ini kita tidak membahas detail tentang tanaman diatas hubungannya dengan ukiran atau furniture.
Tahukah anda kalau serutan kayu jati dan batok kelapa banyak digunakan sebagai bahan baku pembuatan obat nyamuk bakar?
Dapat dikatakan hampir 70 % bahan baku pembuatan obat nyamuk bakar dari kedua bahan diatas.
 
Cara pengolahannya sangat sederhana, dimana serutan kayu jati dan batok kelapa digiling dengan mesin giling kemudian diayak dengan saringan dengan mesh 80. Hasil yang keluar dari ayakan ini akan sangat halus dan sudah berbentuk tepung.

Tepung kayu jati dan tepung batok kelapa ini dipakai sebagai media untuk insektisida 

dan parfum yang akan digunakan di obat nyamuk bakar. Kedua tepung ini cocok dipakai untuk obat nyamuk bakar karena sifatnya yang mudah terbakar.
Tepung kayu jati berfungsi untuk memastikan obat nyamuk bakar tetap terbakar sedangkan tepung batok kelapa berfungsi untuk menghaluskan dan menjaga supaya obat nyamuk terbakar tidak terlalu cepat.

Seiring berkembangnya pabrik obat nyamuk di Indonesia, kebutuhan tepung kayu jati dan tepung batok kelapa makin banyak. Hal ini mengakibatkan tepung kayu jati menjadi barang langka. Pada perkembangannya akhirnya serutan kayu lain dicampurkan dengan kayu jati. Bahkan ada juga kayu yang tidak mengandung kayu jati sama sekali. Jenis kayu lain yang dipakai untuk pembuatan obat nyamuk bakar diantaranya adalah:

  1. Kayu Meranti
  2. Kayu Damar laut
  3. Kayu Bengkirai
  4. Kayu Mahoni
  5. Kayu Durian
  6. Kayu Ulin
  7. Kayu Pinus
  8. dan lain-lain

Yang lebih sulit adalah tepung batok kelapa. Batok kelapa saat ini banyak


dipakai selain untuk kayu bakar, juga dijadikan arang aktif yang penggunaannya saat ini sangat luas.
Hal ini menyebabkan produsen obat nyamuk bakar makin kesulitan mencari sumber material.
Pada perkembangannya pemakaian batok kelapa juga sudah mulai diturunkan dengan menggunakan batok kelapa sawit dan kemiri. Namun pemakaiannya tidak bisa banyak karena disamping sumbernya sedikit pengolahannya lebih sulit.
Saat ini sudah mulai dikembangkan pemakaian sekam padi, juga kayu dengan kehalusan menyerupai batok seperti kayu Ulin.

Metode Pembuatan Briket Serbuk Gergaji dari Kayu Jati yang Sederhana


Pemerintah kembali berencana mengurangi lagi subsidi BBM sebagai dampak defisitnya APBN. Kebijakan tersebut tentunya berimbas pada naiknya kebutuhan rumah tangga, seperti gas dan minyak tanah. Akibatnya, kebutuhan rumah tangga lainnya juga akan menyusul naik.



Mahasiswa Teknik Lingkungan FTSP Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, Eva Hapsari yang dibantu oleh Annisa, berupaya mencari jalan keluar masalah tersebut khususnya bagi warga masyarakat Panggungharjo Sewon Bantul, dengan menciptakan bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah dan gas, yaitu dengan pembuatan briket serbuk gergaji.

Briket sendiri adalah bahan bakar karbon dalam suatu bentuk yang variatif di produksi dari limbah bahan organik maupun turunannya yang masih mengandung sejumlah energi. Penggunaan serbuk gergaji sebagai bahan dasar briket diambil karena di dalam kayu terdapat rantai karbon yang sangat berperan dalam proses pembakaran. Serbuk gergaji yang diambil dalam penelitian ini berasal dari limbah industri kayu yang dibuang begitu saja tanpa ada pengolahan limbah secara optimal, sehingga limbah tersebut bisa di daur ulang dan dimanfaatkan kembali.

Karya dua mahasiswi FTSP UII penerima Beasiswa Unggulan dari BKPLN Kemendiknas ini juga menjadi salah satu topik yang diangkat dalam acara Seminar Nasional IBE (Innovation on Built Environment) FTSP UII, di Kampus Terpadu UII, pada 24 Desember 2010.

Image


“Pembuatan briket serbuk gergaji dari kayu jati ini menggunakan metode yang sangat sederhana karena bahan-bahan yang digunakan mudah dijangkau dan didapat oleh masyarakat”, kata Eva Hapsari.

Prosesnya, lanjut Eva, dimulai dengan mencampurkan air dan tepung kanji (1:9) lalu direbus hingga mendidih. Setelah itu, serbuk gergaji dicampurkan ke dalam adonan lem kanji, lalu diaduk hingga merata. Siapkan potongan bambu berukuran 10 cm untuk cetakan adonan yang telah dibuat lalu tunggu serbuk gergaji hingga kering. Kemudian cetakan dilepas lalu di keringkan kembali dan siap untuk disajikan.

“Perbandingan (1:9) itu sendiri penting diperhatikan untuk mendapatkan hasil yang optimal dari segi kepekatan”, tambah Eva.

Untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal, penelitian yang dilakukan ini menggunakan tiga variabel, yakni briket serbuk gergaji, briket serbuk gergaji yang dilumasi oli, dan briket serbuk gergaji yang dilumasi minyak goreng. Ketiganya dipanaskan dan dibakar layaknya penggunaan arang.

Pencampuran briket dengan oli dan minyak goreng akan memperbesar pori-pori sehingga akan mempermudah udara masuk ke dalam briket yang mengakibatkan cepatnya reaksi oksidasi (pembakaran). “Terbukti bahwa briket serbuk gergaji lebih cepat menyala kurang lebih 20 menit dan tahan lama. Hal ini dikarenakan rantai karbon dan Massa Relatif (MR) oli lebih pendek dari pada minyak goreng sehingga penyalaan bisa lebih lama dan awet”, ujar Eva menjelaskan.

Pakar Lingkungan UII, Dr-Ing. Widodo Brontowiyono menilai penelitian ini memiliki nilai ganda. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari serbuk gergaji ini. Selain sebagai alternatif bahan bakar pengganti minyak tanah, bahan ini juga berguna untuk meminimalisir sampah industri, solusi nilai ekonomi masyarakat khususnya menengah ke bawah, hingga terciptanya peluang bisnis.

“Jadi briket dari serbuk gergaji merupakan salah satu solusi sebagai bahan bakar alternatif pengganti minyak tanah yang efisien. Sangat disayangkan apabila sampah yang bisa dimanfaatkan untuk banyak hal, dibiarkan begitu saja tanpa adanya daur ulang”, kata Dosen Prodi Teknik Lingkungan menegaskan.

Kepada Humas UII, Dr.Ing. Widodo Brontowiyono yang juga merupakan pembimbing karya dua mahasiswi UII tersebut menyampaikan, penelitian yang dilakukan ini akan didorong untuk diteruskan ke karya yang lebih detail lagi sehingga akan mempermudah untuk menuju pencapaian Hak Paten.

“Penelitian ini sangat berharga untuk mengatasi problem masyarakat. Oleh karena itu, pihak UII akan berusaha membantu mencarikan dana untuk meneruskan penelitian lanjutannya”, lanjut juga sebagai Direktur Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (DPPM) UII itu.

Sumber: uii.ac.id

Pemanfaatan Tepung Kayu dan Serat Kelapa untuk Pembuatan Kampas Rem Sepeda Motor.

Pada umumnya, kampas rem sepeda motor terbuat dari bahan asbestos dan unsur-unsur tambahan lainnya seperti SiC, Mn atau Co. Berdasarkan proses pembuatannya, brakeshoes (kampas rem) sepeda motor, termasuk pada “particulate composite”. Komposit jenis ini, bahan penguatnya (reinforced) terdiri atas partikel yang tersebar merata dalam matriks yang berfungsi sebagai pengikat, sehingga menghasilkan bentuk solid yang baik. Melalui proses penekanan sekaligus pemanasan pada saat pencetakan (sintering) akan dihasilkan kekuatan, kekerasan serta gaya gesek yang semakin meningkat. Pemanasan dilakukan pada temperatur berkisar antara 130oC – 150oC, yang menyebabkan bahan tersebut akan mengalami perubahan struktur dimana antara partikel satu dengan yang lain saling melekat serta akan diperoleh bentuk solid yang baik dan matriks pengikat yang kuat. (Sulistijono, 2004). Proses fabrikasi seperti ini kemudian mengakibatkan harga jual kampas rem cukup mahal. 

Penggunaan asbes dalam pembuatan kampas rem tidak ramah lingkungan karena memiliki dampak negatif bagi kesehatan yaitu dapat menyebabkan asbestosis/ fibrosis (penebalan dan luka gores pada paru-paru), kanker paru-paru dan kanker saluran pernapasan. (Anoname. 1981). Sebenarnya brakeshoes sepeda motor dapat dibuat dengan memanfaatkan sampah serabut kelapa dan serbuk kayu sebagai penguatnya dan resin polyester sebagai matriksnya. Selain ramah lingkungan, pemanfaatan sampah serabut kelapa dan serbuk kayu dalam pembuatan kampas rem sepeda motor memiliki kelebihan dalam hal harga produksinya yang lebih murah dibandingkan kampas rem berbahan asbestos. 

Hal ini berhubungan dengan masalah pencemaran lingkungan, khususnya yang diakibatkan sampah serbuk kayu dan sabut kelapa dimana kurang dimanfaatkan. (Harjadi dan Prasetyo, 2006). Contoh kasus masalah pencemaran lingkungan jenis ini adalah seperti yang terjadi di daerah Pekanbaru dimana Pemkot Pekanbaru melakuan upaya hukum terhadap sejumlah perusahaan yang diduga membuang limbah limbah serbuk kayu di Sungai Siak yang menyebabkan ratusan ribu ikan berbagai jenis termasuk udang di kawasan sungai itu mati (Tempo, 11 Juni 2003). Masalah yang sama terjadi di daerah Kapuas. Dari hasil perhitungan yang dilakukan tim Dinas Kehutanan Kapuas bersama petugas kehutanan Kapuas diketahui bahwa jumlah (kubikasi) serbuk kayu ramin adalah sebanyak 177.1346 m3 dan serbuk kayu meranti sebanyak 319.825 m3. Jumlah yang demikian banyak ini ternyata sama sekali tidak dimanfaatkan sehingga hanya merusak lingkungan sekitarnya. (Kompas, 6 April 2001).

Selama tahun 2005, masyarakat Medan mengeluhkan pencemaran lingkungan akibat limbah serbuk kayu dari perusahaan Indokarya Tetap Cemerlang (ITC) dan mengadukannya kepada Dinas LH dan ESDM Medan. Limbah tersebut mencemari produk makanan dari PT Medan Canning, sehingga ditemukan serbuk kayu pada produk makanan tersebut. (Waspada, 28 Desember 2005). Di Jawa Timur, Pabrik kayu PT Sengon Kondang Nusantara (SKN) menerima komplain masyarakat karena limbah yang dihasilkannya yang berupa debu bercampur serbuk kayu mengganggu lingkungan sekitar. Dampak polusi tersebut mengganggu aktivitas masyarakat Desa Sidoagung, Kecamatan Tempuran, Kabupaten Magelang. (Suara Merdeka, 12 Agustus 2003). Bahan-bahan tersebut (serbuk kayu dan serabut kelapa) memang terlihat tidak berguna dan tidak memiliki nilai ekonomi karena hanya bisa menjadi sampah dan merusak lingkungan, padahal sebenarnya kita dapat memanfaatkannya sebagai bahan alternatif pembuatan kampas rem sepeda motor.

PEMBUATAN PRODUK

Prosedur-prosedur pelaksanaan pembuatan kampas rem sepeda motor dengan penguat serabut kelapa dan serbuk kayu adalah sebagai berikut :

1. Persiapan alat dan bahan. Bahan meliputi bahan baku produk (serbuk kayu, serbuk serbut kelapa, resin 208b, katalis, vaselin, lem besi, rem sepeda motor bekas yang sisa kampasnya telah dibersihkan) dan bahan cetakan (plat baja, timbangan badan, ulir baja, mur dan baut) serta katoda las. Peralatan meliputi alat mekanik (gergaji besi, palu, gerinda, mesin drill, dll), perangkat las busur listrik.

2. Pembuatan cetakan. Cetakan terdiri dari alat penekan dan cetakan produk. Alat penekan didesain dengan bentuk seperti alat penekan tambal ban yang bocor. Hanya saja, untuk ujung penekan dari alat penekan ini (mata penekan), digunakan rem sepeda motor bekas yang tidak berkampas. Cetakan produk dibuat dari plat besi agar cukup kuat menerima pembebanan dari alat penekan. Dalam desain cetakan produk kampas rem, plat besi dibentuk mengikuti bentuk lengkungan kampas rem. Sehingga nantinya pas dengan ujung penekannya yaitu rem sepeda motor bekas yang tidak berkampas. Prinsip kerjanya adalah bahan yang akan dicetak diberi tekanan yang besarnya tertentu dengan tujuan memperoleh persebaran partikel penguat dalam matriks yang lebih uniform sehingga didapatkan padatan kampas rem yang baik. Selain itu untuk menjaga agar kualitas bahan dari produk yang satu dengan yang lain sama maka penekanan harus sama besar.


Gambar 1. cetakan produk kampas rem


3. Pencampuran bahan. Serbuk kayu dan serbuk serabut kelapa dihaluskan (diselep) dan disaring dengan saringan 50 mesh kemudian keduanya dicampur dengan perbandingan 40 : 60. (Serbuk kayu = 40 dan serbuk serabut kelapa = 60). Resin 208b (tak jenuh) dituangkan ke dalam gelas ukur dan dituang ke campuran serbuk kayu dan serabut kelapa dan diaduk hingga persebaran partikel merata. Fraksi volume campuran serbuk kayu dan serbuk serabut kelapa dalam resin adalah 40% atau dengan perbandingan 40 : 60. ( campuran serbuk kayu dan serabut kelapa = 40, resin = 60). Kemudian dituangkan katalis secukupnya, diaduk hinggá katalis menyebar merata, dan diaduk terus samapai dituang ke cetakan.

Gambar 2. Campuran serbuk serabut kelapa dan serbuk kayu

4. Pencetakan. Proses hasil dari pencampuran kemudian dituang secara merata ke dalam cetakan produk yang sebelumnya, permukaan bagian dalamnya telah diolesi vaseline secukupnya, kemudian sesegera mungkin diberi penekanan dengan alat penekan. Setelah itu bahan didiamkan selama beberapa waktu dengan maksud memberikan waktu bagi katalis untuk bereaksi dengan bahan. Lama waktu yang dibutuhkan tergantung dari banyaknya katalis yang ditambahkan pada bahan. Semakin banyak katalis dalam bahan semakin cepat reaksi terjadi sehingga semakin cepat bahan memadat.

5. Pengeluaran produk dari cetakan.

6. Kampas rem kemudian dilem dengan menggunakan lem besi dan dilekatkan dengan rem yang tidak berkampas yang telah dipersiapkan sebelumnya.

7. Setelah dilekatkan, kampas rem dirapikan ketebalannya hingga sekiranya muat dengan ruang rem pada sepeda motor. Dalam proses ini dapat digunakan gerinda.

Gambar 3. Produk kampas rem

PENGUJIAN KELAYAKAN

Untuk memenuhi kelayakan penggunaan produk kampas rem ini, sebelumnya spesimen-spesimen kampas rem telah mengalami berbagai pengujian untuk mengetahui sifat mekanik dan kinerjanya sehingga dapat dibandingkan kualitasnya dengan kampas rem berbahan asbestos. Setiap pengujian dilakukan sebanyak tiga kali demi kepentingan validitas data. Pengujian-pengujian yang dimaksud meliputi :

1. Pengujian tarik

Pengujian tarik mengacu pada standarisasi ASTM D 638M-84. (Annual Book of ASTM Standart, 1986). Melalui uji tarik dapat diketahui nilai tensile strenght dari bahan uji. 


Gambar 4. Alat uji tarik dan dimensi spesimennya

Dari hasil pengujian diperoleh beberapa karakteristik mekanik dari bahan yaitu tensile strength (kekuatan tarik) sebesar 2,75 kg/mm2.


2. Pengujian kekerasan

Pada pengujian kekerasan spesimen kampas rem ini digunakan pengujian kekerasan vickers. Karena pada pengujian kekerasan vickers dapat diukur kekerasan bahan mulai dari yang sangat lunak (5 HV) sampai dengan yang amat keras (1500 HV). Prinsip pengujian kekerasan vickers adalah menekan spesimen dengan indentor (intan yang berbentuk piramid dengan sudut puncak antara dua sisi yang berhadapan adalah 136o) pada permukaannya sehingga timbul tapak tekan. Terlihat pada gambar 5. (Suherman, 1987).

Angka kekerasan vickers dihitung dengan rumus : HV = 1,854 P/d2, dimana P = gaya tekan (kg) dan d = diameter tapak tekan (mm). Spesimen akan dikenakan 3 kali pembebanan yang berbeda yaitu 30 kg, 3 kg dan 10 kg.


Gambar 5. Indentasi piramid intan pada pengujian kekerasan vickers (kiri) dan spesimen uji hardness (kanan)

Dari hasil pengujian diketahui bahwa kekerasan Vickers bahan sebesar 1020,2033 kg/mm2.

3. Pengujian abrasivitas

Pengujian abrasi dilakukan untuk memperoleh besarnya ketahanan spesimen terhadap penggesekan. Spesimen uji (kampas rem) ditekan pada gerinda (bergerak memutar searah dengan jarum jam dan kecepatan konstan) dengan tekanan yang konstan. Terjadinya pergeseran pada permukaan spesimen uji dengan gerinda, mengakibatkan terjadinya pemakanan pada spesimen tersebut. Setelah itu dihitung besarnya material yang hilang pada spesimen tersebut berdasarkan fungsi waktu. (anoname, 2006).

Gambar 6. Mesin pengujian abrasi (kiri) dan spesimen uji abrasi (kanan)

Dari hasil pengujian diketahui bahwa kekerasan abrasive (keausan) sebesar 0.0149 mm/s.


4. Uji Performansi

Uji performansi dilakukan terhadap produk kampas rem siap pakai dimana langsung diuji cobakan pada sepeda motor, kemudian diamati apakah kampas rem ini bekerja dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai decelertion (jarak pengereman – slip – yang diakibatkan kecepatan sepeda motor). Dihitung dengan rumus a = 1,075 v2/s, dimana a = deceleration, v = kecepatan sepeda motor (ft/s), dan s = jarak pengereman (ft). (1986 SAE Handbook). Dalam pengujian ini ditetapkan nilai kecepatan sepeda motor yang digunakan adalah sebesar 45 km/jam (41,0105 ft/s). Dari uji perfomansi untuk menghitung nilai deceleration, diketahui bahwa nilai deceleration dari kampas rem serbuk kayu - serabut kelapa lebih tinggi (452 ft/s2) bila dibandingkan kampas rem berbahan asbestos (176,855 ft/s2). Atau dengan kata lain kampas rem serbuk kayu – serabut kelapa memiliki perlambatan yang lebih baik dibandingkan kampas rem berbahan asbestos. 





Tepung Kayu Mesh 60 Mesh 80 Mesh 140


Kami menyediakan tepung kayu grajen Jati dan Campuran Merbaung dengan spesifikasi :

Particle size : 60 mesh / 80 mesh / 140 mesh (0,4)
Color         : Brown
Water Content : 13%
Packing         : 50 kg - 100 kg / bags

Kapasitas per bulan :  50 - 120 - 300 ton

Wood Powder


Kami menyediakan tepung kayu grajen jati dengan spesifikasi :

Particle size : 60 mesh / 80 mesh / 100 mesh
Color                        : Brown
Water Content      : <13%
Packing                   : 50 kg / bags
Kapasitas               : 300 ton per bulan 


Kegunaan Tepung Kayu Jati


Tepung kayu jati atau Teak wood powder merupakan salah satu bahan utama untuk pembuatan obat nyamuk bakar, dupa, campuran lem, campuran untuk fleksibilitas beton, dan juga digunakan sebagai bahan untuk kampas rem sepeda motor.

Kami memproduksi tepung kayu jati (teak wood powder) dari serbuk gergajian kayu jati (teak wood sawdust) dengan spesifikasi sebagai berikut :

Particle size : 60 mesh / 80 mesh / 100 mes

Mesh Size ( % ) :  Min 98

Color : Brown - White Brown

Water Content : <13%

Packaging : 50 kg / sack

Raw Material : teak wood sawdust

BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK / TEPUNG GERGAJI KAYU JATI


BRIKET BIOARANG DARI ARANG SERBUK / TEPUNG GERGAJI KAYU JATI
Akhir-akhir ini usaha untuk mencari bahan bakar alternatif yang dapat diperbarui (renewable), ramah lingkungan, dan bernilai ekonomis, semakin banyak dilakukan.

kayu jati sebagian besar terdiri dari selulosa (40-50%), hemiselulosa (20-30%), lignin (20-30%), dan sejumlah kecil bahan-bahan anorganik. Karena sifat  dan karakteristiknya yang unik, kayu jati paling banyak digunakan untuk keperluan konstruksi dan dekorasi. Sehingga Kebutuhan kayu jati terus meningkat dan potensi
hutan yang terus berkurang menuntut penggunaan kayu secara efisien dan bijaksana.

Umumnya sebagian  limbah serbuk gergaji ini hanya digunakan sebagai bahan bakar tungku, atau dibakar begitu saja, sehingga dapat menimbulkan pencemaran  lingkungan. Padahal serbuk gergaji kayu jati  merupakan biomassa yang belum termanfaatkan secara optimal dan memiliki nilai kalor yang relatif besar. Dengan mengubah serbuk gergaji menjadi briket, maka akan meningkatkan nilai ekonomis bahan tersebut, serta mengurangi pencemaran lingkungan. 



Briket arang  merupakan bahan bakar padat yang mengandung karbon, mempunyai nilai kalori yang tinggi, dan dapat menyala dalam waktu yang lama. Bioarang adalah arang yang diperoleh dengan membakar biomassa kering tanpa udara (pirolisis). Sedangkan biomassa adalah bahan organik yang berasal dari jasad hidup. Biomassa sebenarnya dapat digunakan secara langsung sebagai sumber energi panas untuk bahan bakar, tetapi kurang efisien. Nilai bakar biomassa hanya sekitar 3000 kal, sedangkan bioarang mampu menghasilkan 5000 kal.

Pirolisis adalah proses dekomposisi kimia dengan meggunakan pemanasan tanpa adanya oksigen. Proses ini atau disebut juga proses karbonasi atau  yaitu proses untuk memperoleh karbon atau arang, disebut juga ”High Temperature carbonization” pada suhu 4500  C-5000C. Dalam proses pirolisis dihasilkan gas-gas, seperti CO, CO2, CH4, H2, dan hidrokarbon ringan. Jenis gas yang dihasilkan bermacam-macam tergantung
dari bahan baku. Salah satu contoh pada pirolisis dengan bahan baku batubara menghasilkan gas seperti CO,  CO2, NOx, dan SOx. Yang dalam jumlah besar,  gas-gas tersebut dapat mencemari lingkungan dan membahayakan kesehatan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Proses pirolisis dipengaruhi factor-faktor antara lain: ukuran dan distribusi partikel, suhu, ketinggan tumpukan bahan dan kadar air. 

Briket bioarang mempunyai beberapa kelebihan dibandingkan arang biasa (konvensional), antara lain:
Panas yang dihasilkan oleh briket bioarang relatif lebih tinggi dibandingkan dengan kayu biasa dan nilai kalor dapat mencapai 5.000 kalori
Briket bioarang bila dibakar tidak menimbulkan asap maupun bau, sehingga bagi masyarakat ekonomi lemah yang tinggal di kota-kota dengan ventilasi perumahannya kurang mencukupi, sangat praktis menggunakan briket bioarang.
Setelah briket bioarang terbakar (menjadi bara) tidak perlu dilakukan pengipasan atau diberi udara.
Teknologi pembuatan briket bioarang sederhana dan tidak memerlukan bahan kimia lain kecuali yang terdapat dalam bahan briket itu sendiri.
Peralatan yang digunakan juga sederhana, cukup dengan alat yang ada dibentuk sesuai kebutuhan.

Oleh karena itu perlu dikembangkan pembuatan briket bioarang dalam upaya pemanfaatan tepung kayu jati (teak wood powder)  


Untuk mencapai hal tersebut dilakukan penelitian untuk menghasilkan briket bioarang yang berkualitas baik , ramah lingkungan dan memiliki nilai ekonomis tinggi. Dengan pemanfaatan serbuk gergaji kayu jati menjadi briket bioarang, maka diharapkan dapat mengurangi pencemaran lingkungan, memberikan alternatif sumber bahan bakar yang dapat diperbarui dan bermanfaat untuk masyarakat.  

Kami memproduksi tepung kayu jati (teak wood powder) dari serbuk gergajian kayu jati (teak wood sawdust) dengan spesifikasi sebagai berikut :




Particle size:60 mesh / 80 mesh / 100 mes
Mesh Size ( % ):Min 98
Color:Brown - White Brown
Water Content:<13%
Packaging:50 kg / sack
Raw Material:teak wood sawdust