Warna dupa dari hio tersebut tergantung dari bahan baku yang dipakai karena pada dasarnya bahan dupa terutama terdiri dari serbuk kayu jati yang dihaluskan sebagai bahan dasar dan perekat dari tepung tapioka yang di campur dengan parfum dan pewarna (untuk dupa kualitas rendah) atau bahan ramuan kayu wangi dan rempah alami (gubal kayu gaharu, cendana, kulit langsat yang dikeringkan, kayu cedar - cemara merah, kayu manis, serbuk bunga yang dikeringkan, kulit jeruk dan kayu aromatik lainnya) dan resin wangi alami seperti kemenyan, getah damar wangi, getrah gaharu pekat, kesturi (kelenjar wangi dari hewan semacam musang dan menjangan), dan onem (bagian dari penutup siput laut) untuk hio berkualitas bagus dan mahal harganya.
Khusus untuk hio kualitas rendah (walau tak selalu murah harganya), sering di celup dalam pewarna untuk menambah penampilan dan daya jual (dupa India memakai resin petroleum dan getah serta parfum yang menimbulkan sesak napas dan batuk).
Hio berkualitas tinggi wajarnya tidak dicelup sepuhan pewarna karena akan merubah aroma asli dupa. Dupa yang di celup biasanya diberi parfum pewangi yang berbau keras menyengat, sedangkan ciri dupa berkualitas tinggi, harumnya tidak keras, tidak menimbulkan rasa sesak dan batuk, tetapi harumnya yang halus dapat bertahan lama dan menempel serta dapat tercium dari jarak yang jauh sekali. Dupa berkualitas tinggi biasa juga dipakai untuk terapi aroma.
Ditradisi lain seperti di Jepang, Korea, India, Bali dupa dibuat berwarna-warni tanpa ada signifikan arti tertentu.
No comments:
Post a Comment