Friday, December 19, 2014

Modal Awal Rp 300 Ribu, Kini Omzet Milyaran Rupiah

Modal Awal Rp 300 Ribu, Kini Omzet Milyaran RupiahSumber Foto : beritabali.com
Beritabali.com, Gianyar. Berawal dari rasa jengah (termotivasi) untuk maju dan menjadi orang sukses,  Ketut Purnama memutuskan untuk memilih profesi dagang sebagai mata pencaharian hidup. Dan kini terbukti pilihannya itu tidak keliru. Dari modal usaha awal yang hanya Rp 300 ribu, usaha Ketut kini berkembang pesat dengan aset mencapai milyaran rupiah.
      
"Ini semua berawal dari rasa jengah, saat saya bekerja di Kuta 12 tahun lalu. Waktu itu saya punya pemikiran, kok di Kuta masyarakat Bali seperti terpinggirkan. Yang jualan di Kuta, semuanya orang dari luar Bali, tidak ada orang Bali yang dagang di sana. Mulai asesoris hingga makanan, semua yang jualan dari luar Bali," ujar Ketut, saat dijumpai di lokasi usahanya, di Desa Keramas, Gianyar, belum lama ini.
      
Karena rasa jengah, termotivasi  untuk maju, Ketut kemudian mulai mencoba bisnis kecil-kecilan. Dengan modal awal Rp 300 ribu, ia mulai mencoba bisnis handycraft atau kerajinan tangan.
      
"Modalnya Rp 300 ribu, itu uang untuk beli celana jins sebenarnya. Saya kemudian mulai coba bisnis jadi pemasok dupa untuk aroma terapi ke Kuta, dan syukur ini kemudian berkembang hingga akhirnya bisa seperti sekarang ini,"ujarnya.
      
Dunia dagang, kata Ketut, sudah mulai digeluti sejak kecil. Waktu kecil, ia sudah mulai bisnis mercon. " Dari kecil saya sudah dagang mercon, beli mercon di Gianyar lalu jual di Keramas. Beli Rp 25, lalu jual Rp 75,"kenangnya.
      
Hobi dagang, kemudian diteruskan saat ia kuliah di Kota Gudeg Yogyakarta tahun 1996. Waktu itu Ketut membawa Bed Cover dari Bali untuk dijual di Yogyakarta. Setamat kuliah, Ketut kemudian mencoba bisnis barang kerajinan. Ia membeli kerajinan bebek dari akar bambu di Klaten untuk dijual di Bali."Kerajinan bebek dari akar bambu dari Klaten ini saya jual ke Ubud dan Kuta, dan ternyata laku," ujarnya.
Tahun 2001 Ketut mulai serius terjun di dunia dagang dengan menjadi pemasok dupa dan lilis untuk aroma terapi. Produknya dipasarkan di sejumlah lokasi di wilayah Kuta dan Nusa Dua.
      
Setelah sukses di bisnis dupa, lilin, dan produk aroma terapi lainnya, tahun 2009 Ketut mulai melirik bisnis oleh-oleh khas Bali dan minimarket.
"Tahun 2009 saya mencoba bisnis oleh-oleh dan minimarket di Kuta, yakni Q Mart dan Wake Bali Art Market. Saat ini Q Mart sudah berkembang menjadi 16 buah di  wilayah Kuta, Gianyar, dan Denpasar,"jelasnya.
      
Sukses di bisnis minimarket dan toko oleh-oleh, Ketut merambah bisnis lainnya seperti bisnis properti dan sekolah mulai tingkat playgroup, TK, hingga SD pada tahun 2010. Terakhir, di tahun 2013 Ketut Purnama membuka usaha wisata adventure di kampung halamannya di Desa Keramas. Usaha wisata adventure ini diberi nama Wake Bali Adventure.
      
Kini, usaha Ketut semakin berkembang dengan jumlah karyawan mencapai 400 orang karyawan. Dengan modal awal usaha Rp 300 ribu, kini perputaran roda bisnisnya sudah menghasilkan omzet penghasilan milyaran rupiah.
     
Bagi Ketut, dunia dagang itu dunia yang sangt menarik, menjanjikan dibanding dunia pekerjaan lainnya. Di dunia dagang, ada banyak tantangan dan pelajaran yang bisa didapat, selain pergaulan yang dinamis.
      
Terkait masih minimnya orang Bali yang menekuni dunia dagang seperti dirinya, Ketut menyatakan ini lebih disebabkan oleh kurangnya faktor keberanian dalam memulai sebuah usaha.
      
"Keberanian orang Bali itu banyak, judi dia berani, tapi ketika diajak terjun ke bisnis kok jadi takut. Orang Bali condong ingin cepat datangkan hasil, tidak mau investasi di awal,"ujar pria kelahiran Gianyar, 25 Oktober 1975 ini. (dev)

No comments:

Post a Comment